Beberapa waktu lalu, sebuah acara di layar
kaca menayangkan fenomena madu asli tapi palsu (aspal). Di zaman dimana
informasi bertebaran dimana-mana seperti sekarang ini, tidak sulit rasanya
mencari tahu bagaimana cara mengakali semua macam uji yang dilakukan untuk
menangkis anggapan bahwa suatu madu sejatinya bukanlah madu asli. Mereka
menggunakan berbagai cara dan semua macam bahan, baik yang aman maupun
berbahaya, agar madu yang mereka jual dianggap atau dikira sebagai madu asli.
Padahal sebenarnya madu tersebut adalah hasil olahan mereka dengan bahan-bahan
yang bahkan mereka tidak paham asal usul dan gunanya. Bagi anda yang ingin
membeli madu terutama madu anak, tentunya penipuan semacam ini meresahkan.
Bukannya sehat tapi malah penyakit yang didapat.
Nah kali ini, tulisan ini akan membahas
mengenai bagaimana caranya memalsukan madu. Mengapa justru membahas cara
memalsukan madu atau cara mencampur madu asli? Justru inilah kesempatan bagi
anda untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan madu palsu sehingga anda bisa
mengidentifikasi sendiri madu mana yang asli dan mana yang bukan. Tentunya
artikel ini tidak akan membahas sampai rincian komposisi dari bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat efek tersebut, karena komposisi ini penting dalam
peramuan madu palsu.
Cara yang pertama yang paling umum
digunakan adalah menggunakan campuran senyawa gula. Campuran ini terdiri dari
sukrosa, glukosa, fruktosa, gula pasir, buah, zat aromatis serta pewarna. Bahan
ini kemudian dicampur agar menghasilkan bahan dasar madu yang meyakinkan
pembeli, sehingga dikira madu asli. Tidak jarang, campuran bahan ini juga
ditambahkan air agar lebih cair. Tentunya kekentalan campuran bahan ini berbeda
dengan madu asli, sehingga akan mudah diidentifikasi.
Cara ini sudah banyak diatasi oleh pembeli
dengan berbagai macam metode seperti membakar, mencampur dengan kuning telur
pada saat digoreng kemudian juga dengan menguji kekentalannya. Meskipun
demikian, fenomena upaya penipuan dan pengujian keaslian madu ini sepertinya
saling kejar-kejaran. Semakin banyak metode pengujiannya, semakin banyak pula
bahan yang dicampurkan ke dalam madu palsu.
Untuk uji kekentalan saja misalnya, banyak
pemalsu yang menggunakan perasan bunga raya atau dicampur dengan karamel agar
madu yang dijual terlihat lebih kental dan bisa mengelabui pembeli. Untuk
mengakali uji madu asli dengan memasak bersama kuning telur, pemalsu
menambahkan nanas ke dalam madu.
Tambahan nanas ini bertujuan untuk membuat
kuning telur menjadi matang sehingga penguji menduga madu yang diuji adalah
madu asli. Cara yang digunakan pemalsu agar rasa madu palsu yang dibuatnya
menjadi manis secara alami adalah dengan menambahkan perasan air tebu, tentunya
dengan dicampur bahan lain agar lebih kental. Bahkan ada beberapa pemalsu yang
menggunakan bahan-bahan pemanis dan pewarna buatan seperti maltitol dan beta
karoten. Bahan-bahan ini justru merugikan kesehatan, bukannya memberikan
dukungan pada kesehatan seperti yang kita harapkan pada saat mengonsumsi madu
asli. Lebih parah lagi, beberapa pihak mencampurkan juga bahan-bahan yang
berbahaya seperti spriritus dengan tujuan agar saat madu diuji dengan cara
dibakar, madu ini ikut terbakar sehingga bisa mengelabui penguji. Spiritus ini
berbahaya terutama apabila dimasukkan ke dalam madu anak.
Sejatinya, cara mengidentifikasi madu palsu
yang paling baik adalah dengan menguji kadar enzim diastase dan hidroksi metil
furfural (HMF). Enzim diastase secara alami terdapat di dalam madu, sehingga
rendahnya kadar enzim ini merupakan indikasi bahwa madu yang anda beli bukanlah
madu asli. Sedangkan HMF madu palsu biasanya tinggi, hingga mencapai 240 mg/kg.
Dari dua indikasi ini, dapat disimpulkan bahwa uji laboratorium sangat
dibutuhkan untuk membuktikan keaslian madu.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon